**Pringsewu, IndoRepubrik Com—**
**Peningkatan jaringan irigasi Pringsewu** di Pekon Sukaratu, Kecamatan Pagelaran, menjadi angin segar bagi para petani setempat. Program yang dijalankan melalui sistem swakelola ini menggunakan beton pracetak (precast) dan melibatkan langsung anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Way Balak.
### **Pekerjaan Swakelola Libatkan Petani**
Ketua P3A Way Balak, **Hamdani**, mengatakan pembangunan saluran irigasi ini membentang dari Dusun Satu hingga Dusun Lima dengan panjang sekitar **600 meter**, lebar **120 sentimeter**, dan tinggi **150 sentimeter**.
“Pekerjaan ini dilakukan secara swakelola oleh masyarakat Pekon Sukaratu, terutama para petani pengguna air. Upah pekerja dibayar harian. Saat ini sudah berjalan sekitar 20 hari dari total waktu pengerjaan satu bulan,” ujar Hamdani saat ditemui di lokasi, Kamis, 13 November 2025.
Menurutnya, proyek ini merupakan bentuk perhatian pemerintah melalui **Balai Besar Wilayah Sungai** di bawah **Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR**.
“Saya berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Kementerian PU, yang telah membangun jaringan irigasi ini. Bangunan paving block ini sangat membantu kami para petani. Kami berharap masyarakat ikut menjaga dan merawat agar manfaatnya bisa dirasakan lebih lama,” kata Hamdani.
### **Dukungan Tokoh Masyarakat**
Tokoh masyarakat Pekon Sukaratu, **Mas Bambang**, menilai proyek ini membawa dampak besar bagi kemajuan pertanian di wilayahnya.
“Saya melihat langsung apa yang dikerjakan Pak Hamdani bersama kelompok taninya. Mereka kompak dan antusias mempercepat pembangunan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar yang telah menampung aspirasi petani dan menghadirkan manfaat nyata,” ucap Bambang.
Menurut Bambang, saluran irigasi ini akan mengairi lahan pertanian seluas **60 hektare** dengan panjang irigasi mencapai **1 kilometer**. Ia berharap agar semua pihak ikut menjaga hasil pembangunan.
“Ini menggunakan uang rakyat, jadi harus dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga harus ikut menjaga dan merawatnya,” katanya.
### **Sejarah Panjang Irigasi Way Balak**
Bambang bercerita, jaringan irigasi Way Balak telah ada sejak tahun **1976**. Kala itu, masyarakat membuka lahan seluas 30 hektare yang sebelumnya merupakan kebun durian.
“Dulu semua dikerjakan manual dan gotong royong. Setelah itu, di tahun 1981 masuk jaringan irigasi Balai Besar. Harapannya waktu itu supaya dibangun permanen, tapi karena terkendala anggaran, hanya dibuatkan pintu-pintu air pembagi,” ujarnya.
Seiring waktu, luas lahan sawah meningkat menjadi sekitar **60 hektare** pada tahun 1990-an. Sistem irigasi yang digunakan disebut “tebu sistem”, dan Way Balak termasuk dalam **Tebu Sistem Empat** yang sudah ada sejak tahun **1938**.
“Dari dulu masyarakat di sini selalu berinisiatif menjaga irigasi karena air adalah sumber kehidupan bagi petani,” tutupnya.
### **Komitmen Pemerintah untuk Petani**
Program **Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier** ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung swasembada nasional. Melalui sistem swakelola, pembangunan tak hanya menciptakan infrastruktur, tapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong petani di daerah.(Suhai























